Berbeda ≠ Kurang

baii ra
2 min readJun 24, 2023

--

https://pin.it/63BocGC

Mungkin akan teramat klise kalau bilang, “living abroad has taught me so many things.” Tapi nyatanya, memang demikian. Teoriku selama ini; banyak orang dipenuhi teori tanpa benar-benar memahami. Ibaratnya, sebagai orang Indonesia, kita tahu bahwa salju itu dingin. Tapi, mau sejungkir balik apapun, kalau belum pernah menginjakkan kaki di negara empat musim saat musim dingin, rasanya mustahil bisa merasakan betul-betul sensasi winter dan hal itu hanya akan mentok jadi sebuah konsep, bukan begitu?

Berlaku juga dengan semua hal. Segala pengetahuan yang kita punya — tentang apapun itu dan tidak hanya berpatok pada ilmu pengetahuan— ujung-ujungnya cuma akan jadi teori atau konsep semata tanpa benar-benar kita resapi apabila belum berhadapan secara langsung.

Seperti misalnya, kita tahu toleransi antar manusia merupakan salah satu kunci untuk hidup berdampingan secara damai dan teratur. Namun pertanyaannya; Ketika kita dihadapkan pada sesuatu/seseorang/lingkungan yang seratus persen bertolak belakang dengan kita, apakah kita mampu menerapkan konsep toleransi itu? Di samping segala hal yang berkecamuk dalam hati dan pikiran tentang perbedaan, apakah kita masih berkenan untuk berlaku toleran?

Nah, selanjutnya kalau bicara tentang soal yang lebih luas; budaya merupakan hal yang sifatnya sangat regional atau kedaerahan — dalam arti, sangat bervariasi atau diverse secara wilayah.

Contoh nyatanya, wisuda dalam perguruan tinggi merupakan hal yang begitu ‘sakral’ di negara kita, Indonesia. Sedangkan di negara tempat aku mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, wisuda hanyalah sebuah acara ceremonial semata. Lucunya, semua orang juga begitu santai akan hal ini. Mulai dari outfit berpakaian, hingga wisudawan yang memang tidak berniat hadir, tidak jadi masalah. Sedangkan di Indonesia, para wisudawan memperlakukan acara ini dengan begitu khusus. Beberapa bahkan rela menyewa MUA atau Make Up Artist sebagai usaha untuk tampil presentable di acara wisuda.

Tanpa mengecilkan salah satunya, paham kan perbedaannya?

Sekarang, kalau kita zoom out sedikit dari titik kita berada di mana pun itu — dan tanpa menyepelekan nilai budaya — kita akan sadar bahwa it doesn’t really matter. Sedikit elaborasi; maksudnya, dalam beberapa hal kita tidak perlu terlalu berpatok pada ‘kebiasaan’ yang dilakukan oleh semua orang. Toh, di sisi bumi yang lain juga, beberapa hal tidak sepenting di tempatmu. Juga sebaliknya, beberapa hal yang dianggap tidak penting bagi masyarakat di tempatmu, bisa jadi begitu bernilai di tempat yang lain.

Hal yang bisa diambil dari ini semua; mungkin kita tidak perlu merasa tertekan dengan peer pressure yang ada di masyarakat.

Hidup ternyata tidak seserius itu, sekaligus tidak sebercanda itu:))

--

--