Makan siang menjelang sore kali ini, aku mendapati diri kembali duduk melingkar di meja restoran bersama dua sobat kesayangan. Dua dari beberapa orang favoritku. Seperti biasa, candaan-candaan receh terselip di setiap obrolan kami; ke-balelol-an yang terucap, ke-lemot-an salah satu dari kami, sampai kejailan dan keisengan yang berakhir dengan tawa terpingkal-pingkal. Tapi sayangnya, inside jokes ini ngga akan lucu kalau dituliskan T_T (hahaha).
Kami punya ortak ‘düşman’ atau common ‘enemy’, yaitu pelayan salah satu restoran fastfood *piip* yang setiap kali kami pesan milkshake espresso, kedua orang itu akan mengejek kami secara terang-terangan dengan ekspresi mukanya (-_-”). Meski begitu, kami (khususnya dua ciwi ini) ngga pernah kapok buat tetap beli milkshake espresso (as they should hahah T_T ) (*bombastic side eyed them waiters*).
Terlepas dari beberapa perbedaan (pastinya, ngga ada dua orang yang sama persis plek), aku selalu senang tiap kami bersama. Pada waktu-waktu tertentu, kami juga tidak keberatan dengan complete silence — berhubung kami semua introvert:)). We always bring out our true selves of each one. Agaknya, setelah kenal selama lebih dari tiga tahun membuat kami lumayan memahami karakter masing-masing. I’m so grateful for those two, padahal kejujuranku ini kadang-kadang suka lewat batas (hehe).
Terus juga, meski keduanya punya tingkat insecure yang hampir sama, i will never be bored of saying, “Kamu cantik heyy!”—walaupun nyatanya tingkat insecure-ku juga tidak lebih baik:’).
Hal yang paling penting adalah kita bisa percaya satu sama lain dengan sepenuh hati and i’d like to watch them bloom even more.❤