Gerbong Warna-Warni

baii ra
5 min read6 days ago

Cerita pendek

https://pin.it/6tYtL78re

Angke 10.30 tertera pada layar teks berjalan yang terletak beberapa meter di atas kepala. Sab telah menunggu selama hampir sepuluh menit. Matanya kerap mendelik ke arah layar teks berjalan. Memastikan perkiraan waktu kereta KRL tiba, tidak berubah secara mendadak. Gelagatnya jadi tampak resah dan tidak sabaran.

Meski begitu, pikirannya tidak benar-benar ada di sana. Pastikan kamu mencapai Gerbong Warna-Warni itu ya, Sab, pesan Lin tadi masih terngiang-ngiang dalam benaknya. “Apa maksudnya Gerbong Warna-Warni?” renung Sab terheran-heran. Terlebih, Lin berbicara dengan raut muka yang sangat serius, seolah-olah akan gawat sekali kalau Sab tidak melakukan permintaannya. Sementara itu, udara di sekitar menderu-deru dan meniup kencang segala penjuru, diiringi suara yang berisik. Sab tersadar kereta yang ditunggunya datang juga.

Belum berlangganan Medium member? Baca gratis di sini.

Pintu kereta terbuka tepat di hadapan Sab. Seketika, suasana terasa mencekam. Beberapa orang pria keluar dengan aura yang kurang menyenangkan. Dua di antaranya berwajah kusut seakan belum tidur berhari-hari. Dua orang lainnya juga tidak jauh berbeda. Hanya saja, mereka keluar dari kereta sambil memaki satu sama lain, entah apa masalahnya. Sedangkan seorang pria yang terakhir turun, sempat melirik Sab lalu mengedip genit dan tersenyum ke arahnya…

--

--